Industry Report
Industri Minyak dan Gas di Indonesia 2020
Penurunan
produksi dan lifting migas masih menjadi kendala yang terjadi di industri migas
Indonesia pada tahun 2019. Kondisi lapangan migas yang sebagian besar telah
menurun produksinya dan rendahnya tingkat penyerapan pasar gas alam disinyalir
menjadi beberapa penyebab. Untuk itu, pemerintah sendiri telah melalukan
berbagai upaya optimalisasi dalam produksi dan kegiatan pengeboran, serta
membuat perencanaan 11 proyek migas untuk menjadi sumber produksi pada
tahun-tahun mendatang.
Selain kendala di atas, investasi hulu migas jga menjadi prioritas untuk di kembangkan. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah saat ini terus mendorong minat investasi di sektor migas baik hulu maupun hilir. Berdasarkan data dari SKK Migas, hingga September 2019 tercatat investasi hulu migas mencapai US$8,4 miliar dari target sebesar US$14,8 miliar. Sebagai informasi, investasi hulu migas di Indonesia dalam 5 tahun terakhir mengalami tren penurunan, dimana pada tahun 2014 investasi hulu migas pernah mencapai nilai tertinggi yaitu US$20,4 miliar dan sejalan dengan naiknya harga minyak mentah dunia yang mencapai hingga di atas US$100/barel. Akan tetapi ditahun selanjutnya terus mengalami penurunan, terutama pada tahun 2017 yang senilai US$9,3 miliar, di 2018 sempat terjadi kenaikan nilai investasi menjadi US$11,9 miliar namun masih dibawah target yang dipatok US$14,2 miliar.
Konsumsi BBM domestik yang terus meningkat pada dasarnya menjadi peluang bagi BUMN migas Pertamina untuk meningkatkan penjualannya sekaligus meningkatkan kualitasnya agar memenuhi standar kualitas Euro 4. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut Pertamina melalui mega proyek kilang akan mengembangkan empat kilang (Refinery Development Master Plan / RDMP) serta membangun dua kilang baru (New Grass Root Refinery / NGRR). Dengan pembangunan kilang ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan dari 1,16 juta barrel per hari menjadi 2 juta barrel per hari dan menghasilkan BBM dengan standar Euro 5.
Untuk mengetahui pembahasan lainnya yang dimuat dalam laporan industri ini, rekan-rekan juga dapat mengetahuinya dari ringkasan berikut:
Profil Industri : Perkembangan Industri Hulu dan
Hilir Migas di Indonesia
SKK Migas memiliki peran penting dalam industri hulu migas di Indonesia, dengan tanggung jawab untuk mempertahankan produksi migas, maka penggunaan teknologi menjadi pilihan untuk diterapkan. SKK Migas saat ini sedang mempersiapkan Integrated Operation Center (IOC) yang merupakan sebuah sistem integrasi data yang terhubung dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Berkaitan dengan konsumsi BBM dalam negeri, SKK Migas sendiri mengakui bahwa sebagian kebutuhan BBM didapat dari impor dimana sepanjang Januari-September 2019 impor BBM telah mencapai 14,3 juta ton senilai US$8,4 miliar. Selain mengimpor, Indonesia juga memasarkan ekspor BBM ke beberapa negara di kawasan Asia seperti Singapura, Malaysia, Bangladesh dan lain-lain. Nilai ekspor BBM pun berfluktuasi dari 422,3 ribu ton senilai US$149,9 juta pada 2015 menjadi 893,9 ribu ton senilai US$520 juta pada 2018. Untuk bulan Januari-September 2019 ekspor BBM Indonesia telah mencapai 516,2 ribu ton dengan nilai mencapai US$324,4 juta.
Dalam laporan industri ini rekan-rekan juga dapat mengetahui info perkembangan industri migas lainnya seperti perkembangan investasi hulu migas, upaya peningkatan produksi dan cadangan migas di Indonesia, perkembangan industri hilir migas berupa proyek-proyek kilang, perkembangan ekspor dan impor BBM dan beragam info lainnya berkaitan dengan industri migas di Indonesia.
Profil Perusahaan : MEDCO Group
Berdiri
pada tahun 1980, perusahaan yang didirikan oleh Arifin Panigoro ini mulai
bergerak dalam bidang pengeboran migas. Dengan semakin tumbuhnya industri
perminyakan di Indonesia, maka PT Medco Energi International (MEI) pada tahun
2004 memperluas bidang usahanya dengan masuk ke dalam kegiatan hulu migas melalui
akuisisi 100% saham milik perusahaan minyak dan gas Australia yang sudah
beroperasi di Amerika Serikat, Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Dibidang
properti, MEI memperluas bidang usahanya dengan mengakuisisi 51% saham senilai
US$166,84 juta dari PT Api Metra Graha (AMG) yang merupakan pengelola gedung
perkantoran The Energy yang berlokasi di kawasan SCBD.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Medco Group dan bidang industri lainya seperti kelistrikan, pertambangan, perbankan serta bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut, dapat dilihat pada pembahasan profil Medco Group.
Direktori Perusahaan
Informasi berupa direktori perusahaan diharapkan
dapat membantu rekan-rekan dalam mendapatkan informasi berupa profil
singkat dari perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas yang ada di
Indonesia.